Ayam kampung merupakan salah satu sumber protein
daging yang sangat bergizi tinggi. Namun sayangnya banyak orang tidak
memanfaatkannya dengan serius menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup
menguntungkan. Ini terbukti jika kita survey ke beberapa daerah terutama di
perkampungan banyak orang megelola budidaya ayam kampung ini dengan sangat
tradisional dalam arti tanpa pemeliharaan yang intensif sehingga permintaan
kebutuhan ayam kampung tidak dapat dipenuhi oleh para peternak.
Tingginya permintaan dipasar akan kebutuhan ayam
kampung ini dapat kita telusuri dibeberapa daerah terutama di area jabodetabek
yang membutuhkan stock ayam kampung sampai 500.000 per ekor/hari , namun para
peternak ayam kampung hanya mampu memasok sekitar 100.000 per ekor nya. Dari
situ kita lihat betapa peluang bisnis ini sangat menjanjikan karena memberikan
peluang keuntungan yg cukup besar. Belum lagi dihari-hari besar kagamaan
seperti lebaran, permintaan ayam kampung meningkat sampai tiga kali lipat.
Kita semua tahu bahwa dipasaran untuk harga
penjualan ayam kampung per kilonya relatif tinggi dibandingkan dengan jenis
unggas lainnya seperti ayam ras. Perbedaan selisih harga ayam kampung bisa
mencapai 50 % lebih mahal dibandingkan dengan harga ayam ras, dan harganya pun
cukup stabil. Dan keuntungan lain bagi para peternak ayam kampung salah satunya
adalah ketidakbergantungan ayam kampung dengan pakan dari pabrik, berbeda
dengan ayam ras yg hanya bergantung dengan pakan pabrik. Kedepannya bisnis ini
memberikan keuntungan besar sehingga perlu pembudidayaan yang lebih intensif
dan tepat guna
.
Pemasaran untuk ayam kampung tidaklah begitu
sulit, karena pasarnya sudah ada disemua tempat dan sejauh ini harga ayam
kampung tidak pernah jatuh, karena memang pasokannya yang masih sangat kurang
dibeberapa tempat. Selain untuk dagingnya, dari bisnis ayam kampung ini pun
bisa dibuat usaha penetasannya yang ternyata juga cukup menggiurkan. Untuk
harga 1 telur ayam kampung hanya Rp.800,- /butir sedangkan anak ayam yang baru
menetas atau biasa disebut DOC mencapai Rp.2.000,-/butir. Rata-rata keuntungan
untuk penjualan 1000 ekor ayam kampung sekitar 3 juat rupiah sekali panen
dengan asumsi harga ayam kampung perkilonya dijual Rp.22.000,-
Langkah awal yang harus diperhatikan dalam bisnis
ayam kampung ini adalah cara memilih bibit ayam kampung yang berkualitas,
pemeliharaan kandang yang bersih dan pemberian pakan. Bibit ayam kampung yang
berkualitas bisa dilihat posisi berdirnya yang tegap, tidak cacat, sehat, bulu
bersih mengkilap dan mata bercahaya. Untuk pemilihan lokasi kandang pun harus
terjangkau dan cukup jauh dari pemukiman penduduk, lantai kandang dilapisi
liter yang terdiri dari campuran serbuk gergaji, campuran sekam dan kapur.
Untuk pembelian bibit ayam kampung dapat diperoleh langsung dari pembibit, atau
membeli alat penetas telur laul menetaskannya sendiri atau dapat juga membeli
indukan untuk menghasilkan telur tetas kemudian menetaskannya sendiri baik
menggunakan mesin tetas atau secara alami.
Jenis pakan ayam kampung tidak bergantung dari
pakan dari pabrik dan mudah kita dapatkan disekitar kita seperti dedak, jagung
dan beberapa alternatif pakan lainnya seperti sisa-sisa makanan diwarung,
didapur, dll. Nutrisi yang utama dari kebutuhan pakan untuk ayam kampung adalah
protein sebesar 13% serta energi metabolisme sebesar 2.600 kilo kalori per
kilogram. Dengan pembudidayaan yang intensif dari mulai pembibitan hingga
pemeliharaan unggas sampai dewasa diharapkan tingkat keberhasilan bisnis ayam
kampung ini semakin besar. Untuk perhitungan bisnisnya seperti biaya produksi
untuk tiap ayam kampung sampai siap panen mencapai Rp.18.000,- per ekor, jadi
tinggal dikali saja untuk skala usaha ayam kampung yang dipilih.
Dari ulasan tersebut sudah terbukti bahwa usaha
ayam kampung benar-benar sangat menguntungkan. Ayoo tunggu apalagi, bisnis ini
patut dicoba karena keuntungannya sangat menggiurkan. Keuntungan yang diperoleh
dari bisnis ini dalam sebulan sebesar 4 juta rupiah dan meningkat sampai tiga
kali lipat dihari-hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran.